Sudah menjadi kebiasaan kita untuk mencuci beras sebelum dimasak. Biasanya, air dari cucian beras dibuang begitu saja, karena dianggap keruh, tidak bersih dan tidak berguna. Namun, jangan dulu, sesungguhnya air tersebut memiliki manfaat lain, antara lain untuk tanaman.
Air cucian beras atau yang biasa disebut dengan air leri mengandung beberapa nutrisi yang dibutuhkan tanaman sehingga bisa menjadikan tanaman lebih subur.
Air cucian beras mengandung 90% karbohidrat yang berupa pati, vitamin, mineral serta berbagai protein. Karbohidrat dalam jumlah yang tinggi akan membantu proses terbentuknya hormon tumbuh berupa Auksin, Giberelin dan Alanin. Ketiga jenis hormon tersebut bertugas merangsang pertumbuhan pucuk daun, mengangkut makanan ke sel-sel terpenting daun dan batang.
Selain nutrisi, air cucian beras juga mengandung beberapa jenis bakteri yang bermanfaat untuk tanaman. Kehadiran bakteri baik tersebut juga bisa mencegah kehadiran hama jenis kutu-kutuan dengan cara memecahkan sel telurnya sebelum menjadi hama, tentunya selain tanaman menjadi subur dan segar, penggunaan pupuk dari air cucian beras juga dapat meningkatkan imunitas tanaman terhadap serangan hama.
Berikut ini beberapa jenis bakteri bermanfaat yang dihasilkan dari air cucian beras.
- Bakteri Pseudomonas fluorescens
Adalah sejenis mikroba atau mikroorganisme yang beradaptasi serta mengkloning dengan baik pada sistem perakaran (akar tanaman) serta mempunyai keunggulan untuk mensintesis metabolit untuk proses menghambat perkembangbiakan patogen.
- Bakteri Pektolitik pektin
Bakteri ini adalah sejenis mikroba yang mensintesis karbohidrat dan Asam Amino untuk menghasilkan hormon tumbuh atau ZPT.
- Bakteri Xanthomonas maltophilia
Bakteri ini menginfeksi sel hama Embun Tepung karna perkembangbiakan pesat di atas suhu 33oC dan ketersediaan lisis dalam jumlah besar.
Sementara itu, untuk cara aplikasinya ke lapangan dapat langsung dikocorkan pada akar tanaman atau bisa juga dengan dilakukan fermentasi terlebih dahulu.
Untuk pengaplikasian langsung ke tanaman, pertama-tama air bekas cucian beras perlu ditampung dan didiamkan selama 1-2 menit dalam suatu botol atau ember. Kemudian air dapat disiramkan pada tanah di sekitaran perakaran tanaman. Perlu diperhatikan bahwa siraman air beras hendaknya tidak mengenai daun atau bunga dari tanaman karena dapat meninggalkan bercak-bercak putih yang dapat merusak keindahan tanaman.
Selanjutnya, untuk aplikasi dengan cara difermentasi terlebih dahulu perlu disiapkan bahan-bahan seperti air cucian beras, tepung beras, bekatul, gula, starter bakteri (M4), serta bahan lain seperti ketela, ubi atau buah-buahan jika diperlukan.
Pembuatannya dapat dilakukan dengan cara:
- Tambahkan tepung beras, bekatul dan gula pada air cucian beras, diaduk hingga larut
- Jika ingin menambahkan bahan lain seperti buah-buahan, usahakan bahan-bahan tersebut dihancurkan terlebih dahulu
- Bahan yang sudah tercampur dimasukan ke dalam jirigen dan ditambahkan starter bakteri, kemudian jirigen ditutup rapat
- Kocok/goyang goyang jirigen sehari sekali selama seminggu agar proses fermentasi berlangsung lebih cepat
- Selanjutnya, bahan fermentasi tersebut diamkan hingga 21-30 hari
- Ketika proses fermentasi selesai, maka akan tercium bau segar dari hasil fermentasi.
- Pengaplikasiannya dapat dengan dikocorkan pada tanaman dengan perbandingan dosis 1 gelas POC untuk 1 liter air.
Pupuk cair ini tidak hanya dipakai untuk pemenuhan nutrisi lanjutan pada tanaman muda atau telah dewasa dan siap berbunga, namun dapat pula diaplikasikan sebagai pupuk awal atau diberikan pada saat persemaian bibit tanaman.
Setelah mengetahui potensi besar air cucian beras terhadap kesuburan tanaman, maka mulai sekarang kita dapat memanfaatkannya sebagai pengganti pupuk. Lebih hemat, namun kandungan nutrisi tidak kalah besar dibanding dengan pupuk kimia yang dijual di toko-toko pertanian. Selamat mencoba :)
Referensi:
bibitbunga.com
ilmubudidaya.com
sahabatmedianusantara.wordpress.com
lampung.litbang.pertanian.go.id
Petani · Kabupaten Gunung Kidul
Petani · Kabupaten Bantul
Petani · Kabupaten Grobogan
Petani · Kabupaten Gunung Kidul
Dosen · Kabupaten Sleman
Petani · Kabupaten Gunung Kidul
Penyuluh · Kabupaten Magelang
Penyuluh · Kabupaten Magelang
Penyuluh · Kabupaten Magelang
Petani · Kabupaten Blitar
Petani · Kabupaten Gunung Kidul
Penyuluh · Kabupaten Magelang
Mahasiswa · Kabupaten Badung
Petani · Kabupaten Gunung Kidul
Dosen · Kabupaten Sleman
Petani · Kabupaten Gunung Kidul
Penyuluh · Kabupaten Magelang
Petani · Kabupaten Gunung Kidul
Petani · Kabupaten Gunung Kidul
Petani · Kabupaten Temanggung
Dosen · Kabupaten Sleman
Dosen · Kabupaten Sleman
Dosen · Kabupaten Sleman
Petani · Kabupaten Gunung Kidul
Dosen · Kabupaten Sleman
Petani · Kabupaten Temanggung
Dosen · Kabupaten Sleman
Petani · Kabupaten Jember
Penyuluh · Kabupaten Magelang
Petani · Kabupaten Kediri
Lainnya · Kabupaten Klaten